Rabu, 01 Desember 2010

Miang kham adalah Appetizer khas Thailand

Jakarta - Sejak beberapa tahun terakhir ini, kawasan Kerobokan di Bali menjadi 'sarang' bagi berbagai restoran papan atas. Bila semula hanya ada La Lucciola, Ku De Ta, dan Warisan yang menjadi trio di wilayah ini, sekarang jumlahnya sudah lebih dari selusin. La Lucciola dan Ku De Ta tetap bertahan. Warisan telah 'pecah' menjadi Metis - tetapi kemudian Warisan muncul kembali di tempatnya yang lama. Kemudian muncul Sarong, The Living Room, Biku, Sardine, Degan, dan banyak lagi.

Sarong yang hadir sejak dua tahun yang lalu kini telah semakin kuat mencengkeram pasar. Sekalipun Bali dikenal sangat longgar dalam etika berpakaian, Sarong tetap melarang tamu mengenakan celana pendek dan sandal jepit. Interior-nya terkesan chic dan mewah, dengan sentuhan khas Bali.

Melihat buku menu-nya, segera tampak jelas bahwa Sarong menyajikan berbagai masakan pilihan dari Asia - Indonesia, Thai, Filipina, Cina, Vietnam, India, dan Jepang.

Minuman yang dipesan datang bersama complimentary kripik tempe dan mint chutney. Sajian awal yang unik. Kripik tempe yang sangat Jawa, dan mint chutney yang khas India. Ternyata cocok juga.

Starters-nya (Rp 65-75 ribu) menampilkan beberapa pilihan: perkedel wagyu, peking duck rolls, atau naan stuffed with lamb and yoghurt. Karena saya tidak memesan starter, ternyata saya malah mendapat kiriman dari chef berupa panfried scallop dan miang kham. Bukan saja karena gratis, tetapi saya juga gembira menerima complimentary ini karena sudah cukup lama tidak mencicipi miang kham. Miang kham adalah appetizer khas Thailand, terdiri atas berbagai jenis savouries kering - kacang sangrai, ebi, teri, srundeng, dan sambal asam - yang dibungkus dengan sejenis daun sirih.

Main course yang saya pesan adalah kari merah bebek khas Thailand. Saya sengaja tidak memesan nasi, melainkan garlic naan untuk menyantap kari merah ini. Seperti Anda ketahui, masakan Thai mengenal dua jenis kari, yaitu: kari merah dan kari hijau. Kari bebek-nya mak nyuss! Selain bebek, isinya adalah rebung muda, cherry tomato, kelengkeng, dan jagung muda. Rasa daun jeruk dan Thai basil membuat santan yang mlekoh merah ini terasa segar. Sesekali ditingkah rasa manis dari kelengkeng dan cherry tomato.

Pilihan main course-nya cukup beragam, dengan harga antara Rp 88-159 ribu. Ada berbagai macam kari India, crispy pork hock (khas Filipina), grilled lamb shank, bebek panggang, ikan bakar, dan lain-lain. Pilihan yang lebih ringan (Rp 98-105 ribu) mencakup: grilled beef salad (Thai), tuna tartar (fusion Jepang), babi guling dan lawar pakis, crispy salmon, dan lain-lain.

Segeralah singgah ke Sarong, sebelum semua orang berkisah tentang pengalaman makan yang mengagumkan di sana sambil berkomentar: die die must try.

Tetapi, sebelum Anda terburu-buru berangkat ke tempat ini, mohon dicatat bahwa Sarong hanya buka untuk makan malam. Tepatnya mulai pukul 18.30. Jadi? Santai saja dulu. Mandi, kenakan pakaian terbaik, dan berangkat. Jangan lupa, Sarong adalah a place to see and to be seen. Pastikan juga bahwa Anda sudah memesan tempat terlebih dulu. Hingga kini, setiap malam Sarong hampir selalu fully booked. (Bondan Winarno)

Sarong
Jl. Petitenget 19X
Kerobokan, Bali



* detikfood
Lihat juga : sushi tei, tamani, marzano

Tidak ada komentar:

Posting Komentar